Pages

Minggu, 03 Oktober 2010

privasi???

Banyak orang yang mengumbar data privasinya seperti no. hp , alamat rumah dan lainnya tetapi mereka tidak sadar. Data seperti itu ternyata bisa dijadikan oleh orang – orang yang bahkan bisa dikatakan orang yang terpelajar untuk dijadikan observasi mereka.
OBSERVASI????!!!!??? Bagaimana bisa?
Bisa saja… misalnya anda menaruh data HP atau nomor telfon asli anda di jejaring sosial, entah itu FB, Twitter atau yang lainnya. Maka pihak yang bertanggung jawab ini akan menjadikan anda sebagai sasaran observasinya.
Bisa dilihat ketika Perusahaan Inggris melakukan seminar tentang “ThorpGeln – Serious Crime Solution”, sebanyak 25 Juta orang Indonesia di-spy atau dimata-matai.




Presentasi ini menggambarkan pada tingkat tinggi kemampuan sistem profil ThorpeGlen bagi individu. Berdasarkan kompleksitas pelacakan individu melalui berbagai media yang berbeda seperti internet, telepon dan yang sejenis, menawarkan solusi analisis data berkorelasi dari jenis media yang berbeda, memungkinkan pelacakan individu bahkan ketika perubahan untuk kartu SIM dan handset telepon berdasarkan " Telecomms Behaviour". Pola ini meliputi analisis "Call Count", berapa kali panggilan dilakukan, tujuan dan asal panggilan serta jangka waktu panggilan.

Fitur lain yang disajikan sebagai perkembangan baru adalah "Finding Cliques" atau mencari orang dalam jumlah besar. Sistem ini tampaknya dapat menangani data dari puluhan juta pelanggan dan miliaran panggilan per minggu.
Pada seminar ini didemokan tentang bagaimana cara ThorpGlen mencari nomor telepon yang sering dihubungi, mana kawan biasa dan mana kawan yang sering dihubungi dan tempat berkumpul. Jadi sangat mudah bagi mereka mencari profile dalam simcard yang digunakan oleh seseorang. Seperti yang dilakukan pada seminar ini.





Sayangnya yang dijadikan kelinci percobaan adalah nomor nomor di Indonesia seperti yang ada pada gambar berikut:




Bisa dilihat pada targetnya nomor dimulai dari 62xxxxxxxxxxx, padahal kode telepon di Indonesia adalah +62.




Bisa dilihat letak geografis dari nomor yang dijadikan kelinci percobaan adalah JAKARTA.
Selanjutnya adalah menemukan orang – orang yang sering diajak berkumpul sesuai dengan nomor yang dihubungi. Mereka memakai cara seperti ini:

Jadi dicari dengan acak dalam waktu 1 minggu. Ada 1 Juta panggilan perhari, berarti 1 juta panggilan x 7 hari, sehingga ada sekitar 7 juta panggilan. 1 Operator menangani 50 Juta panggilan. Kemudian dicari panggilan dari nomor 1 ke nomor lainnya yang sering dipanggil memakai fungsi dari software tersebut.






Bisa dilihat di situ ada 50 juta panggilan, berarti anggap saja setengahnya adalah nomor yang berbeda, berarti dalam seminggu sudah 25 Juta nomor orang Indonesia yang bisa disadap dan dijadikan kelinci percobaan.
Sangat mengesankan bagi orang – orang yang melakukan observasi, lalu bagaimana nasib orang – orang yang menjadi kelinci percobaan atau yang dijadikan korban? Mereka tidak tahu bahwa panggilannya disadap dan dipetakan teman – temannya hanya untuk percobaan pihak lain. PRIVASI? NOWAY!!!!!!! Lihat waktu seminarnya, tanggal 13 Mei 2008, berarti ketika tanggal segitu, orang – orang tidak tahu kalau HP nya sedang dimata – matai, bagaimana dengan hari lain, bulan lain dan tahun lain?

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO